Rabu, 18 Januari 2012

Aku Telah Habis dan Tenggelam

oldman on the bathroom by Picasso

Gelas itu sudah mulai penuh. Dipenuhi dengan tetesan air hujan yang menembus atapku. Memang tak ada niat buatku menyingkirkan gelas itu. Kunikmati saja tetes demi tetesnya hingga air mulai meluap keluar dari gelas. Aku masih duduk di kursi kecil sebelah meja. 

Terlalu malas bagiku untuk menyingkirkan air dari gelas, mungkin ini karena aku yang sedang panas. Aku biarkan air meluap, hingga meja menjadi basah. Biar basah juga aku yang sedang panas. Lalu luapan air itu menuju ke sudut meja. Membentuk seperti cermin. Aku seperti berkaca di atas meja dengan luapan air itu. Kupandangi setiap rautnya. Menyedihkan. Bayangan yang dibentuk air itu begitu menyedihkan bagiku. Seorang yang telah tenggelam dalam masa lamanya. Bayangan yang dibentuk air itu begitu menyedihkan.

Seorang yang telah tenggelam dalam masa lamanya. Tiba-tiba setetes air jatuh lagi, dia merusak gambar-gambar jaya orang itu. Ternyata orang itu aku. Aku ternyata terlena dengan masa lalu. Hingga setetes air jatuh lagi aku tenggelam didalamnya. Sebenarnya aku telah terjatuh. Tenggelam hingga sampai dasar. Tenggelam oleh masa lalu, bersamaan dengan tetesan air dari atap yang merusak gambar-gambar indah masa lalu. Aku tenggelam terlalu dalam hingga sulit untuk kembali ke permukaan yang penuh dengan kenyataan.

Bayangan yang dibuat oleh luapan air pun pecah. Ya itulah bentukku sekarang. Aku yang pecah oleh masa lalu. Terduduk diatas kursi dan disebelah meja. Melamun memandangi luapan air yang berisi kehebatan waktu dulu. Sampai bayangan itu pecah oleh tetesana, aku masih terdiam. Aku tak bisa kembali ke masa itu. Aku adalah orang masa lalu yang sudah habis masanya. Dan tenggelam dalam hebatnya sendiri.

Terinspirasi dari 'masa kini atlet masa lalu' oleh Nikolas Nino

Senin, 09 Januari 2012

Kita dan Senja Di Rumah Tua

Masih begitu jelas dimataku. tentang beberapa tahun yang lalu. Tentang sebuah rumah tepat disamping rumahku. Yang setiap sudutnya masih memiliki bagian diruang otakku. Rumah itu. dulu begitu ramai dengan tawa kita. Bahkan kadang rumput di halaman itu ikut tertawa dengan kita menemani sore yang menunggu senja menjemput. Tapi itu dulu. 

Beberapa tahun yang lalu. kini rumah itu masih ada masih disamping rumahku. Berbeda. sudah terlalu lama tampaknya hingga debu-debu tebal akrab sekali dengan setiap sudut rumah itu. Berdebu? Memang. Tua? Memang. 

Sudah terlalu lama kamu pergi dari sini. Aku kembali masuk ke halamannya. Mencoba kembali menyapa rumput yang biasa ikut tertawa bersama kita dulu. mereka sudah tua dan begitu pucat. Tapi memori itu masih begitu kuat. Membuat aku terbawa ke dalam beberapa waktu yang lalu. Hari itu kita masih bermain bersama. Sampai pada senja menjemput dan kamu mulai bercerita. Ceritamu membuat senja itu begitu sepi. Suara angin senja mengiri ceritamu. Hanya suaramu dan angin itu. Hari itu kita bermain terlalu lama. Hingga senja tak seperti biasanya. Dan kamu pun mulai bertanya. "Senja ini sepi ya?", itu tanyamu. "Selalu, kita tak pernah bermain hingga senja" ,balasku. "Kenapa kamu bertanya tentang senja?", tanyaku. "Nikmati senja ini saja, aku tak menyangka begitu menyenangkan ya", Begitu balasmu. tiba-tiba kau berkata, "mungkin sore besok akan seperti senja ini, sepi", aku terdiam. Senja menjadi malam dan kita pulang. 

Sore berikutnya datang lagi dan seperti biasa aku ke rumah itu. Dan apa yang kulihat. Halaman itu begitu kosong. Kemana ? Oh aku ingat. Ini seperti perkataanmu di sore yang lalu. Ya sore ini seperti senja, sepi. Aku duduk diatas rumput di halaman itu. Tertunduk. Rumput itu bersama angin bernyanyi berusaha menghiburku. Tapi aku masih terlalu biru atas perkataanmu senja yang lalu. Rumput dan angin pun kini menjadi bisu. ya ternyata senja itu waktu terakhirku bersamamu. Sampai rumah itu menjadi tua kamu masih belum kembali. ya kamu telah pergi. Bersama senja dan kata-kata terakhirmu. 


oleh : Nikolas Nino

Kamis, 05 Januari 2012

Phuket

Phuket adalah salah satu restoran di Jogja yang menyajikan menu makanan khas negeri gajah putih, Thailand. Makanan yang disajikan bagi saya dan dua orang teman saya, mengapresiasikan masakan di Phuket ini pantas mendapat 8 dari 10 poin. Saya merekomendasikan restoran ini jika anda lapar dan ingin marjinal antara dompet dan perut~


 WE EAT


 PHUKET


 UNTIL


DIE Photobucket

Minggu, 01 Januari 2012

Amy Jo Johnson - Kimberly


 Power ranger pink. Perempuan pertama yang aku anggap CANTIK!