Rasa rindu memang tak cukup datang satu kali
Kamu harus membuang lupa kepada kotak kenangan berisi kumpulan perangko dari berbagai negara yang kita pendam di bawah pohon mangga dekat rumah itu.
Aku ingin melupakan pelukan terakhirmu yang mengisyarakat perpisahan sembari menikmati angan ketika aku kembali dan kau ada di sana.
Menjemput.
Memeluk.
Mungkin menangis.
Lalu bercanda.
Berpura acuh, tapi aku tahu kau awas.
Kenangan indah memang tak pernah padam.
Api itu akan terus menyala.
Aku melihat kebelakang untuk melihat alasan mengapa aku harus pulang.
Sementara aku melihat kedepan untuk melihat alasan mengapa kini aku memilihmu.
Bagian akhir surat itu memberikan lega walau liris. Setidaknya aku tahu kamu akan pulang, walau entah kapan. Mungkin saat aku ingatkan kepadamu tentang hutangku untuk membawamu mencicipi 100 rasa es krim Venesia.