Mayapada itu bumi.
Bertanyalah pada kenyataan, apakah dia benar-benar nyata?
Sejatinya yang nyata itu maya dan yang maya itu nyata.
Itulah mengapa namanya maya-pada.
Dalam pelukan ibumu, hatimu, jiwamu, ragamu, pikirmu harusnya merasa suka sekaligus duka.
Dalam pagut bibir kekasihmu, rasamu, nafsumu, hasratmu, otakmu harusnya merasa romantis sekaligus miris.
Kamu bisu tapi saat itu juga bicara, bahkan bertanya. Apakah ini akan hilang? karena aku telah mendapatkannya?
Mayapada itu paradoks.
Menangislah dalam tawa dan tertawalah dalam tangis.
Bertambahnya umurmu itu juga berkurangnya masa hidupmu.
Saat kamu memiliki, saat itu juga kamu kehilangan.
Ilmu pengetahuan mengajarkan dualistik tentang mati adalah lawan dari hidup.
Kepercayaan itu mengajarkan bahwa mati adalah ketidakhadiran dari hidup.
Mayapada berbisik, saat kamu hidup, kamu juga mati.
Pelangi yang indah itu? Lengkungnya pun bukan lengkung senyum.
Lalu kamu sadar bahwa galau itu artinya ramai.