SOBYONG
Sobyong merupakan permainan tradisional
yang menggunakan kata sebagai bentuk daripada permainan ini. Sobyong bisa
dimainkan oleh siapa saja dan tidak harus selalu kata permainan itu identik
dengan anak – anak, menurut yang saya temui dalam observasi saya tentang
permainan sobyong ini pemainnya tidak selalu anak – anak tetapi ada remaja yang
masih memainkan permainan ini juga. Jumlah pemain dalam permainan ini harus
lebih dari 1 orang untuk dapat bermain. Permainan ini menggunakan kosakata sebagai
inti permainan, biasanya adalah nama suatu tempat (kota), benda, nama orang
terkenal, dan lain sebagainya tergantung dengan kesepakatan para pemain ingin
menggunakan kata apa, misalnya didapati kesepakatan sobyong nama suatu tempat
(kota) maka yang boleh disebutkan nama – nama kota saja, contohnya : Semarang,
Surabaya, Solo, dan lain sebagainya.

Jika ada yang tidak bisa menjawab,
tidak selalu diberlakukan penghukuman, kalaupun ada hukuman macamnya hukuman
itu ditentukan sesuai dengan keinginan kelompok, karena yang telah saya temui
dalam dua kumpulan anak yang memainkan “Sobyong” ini ada yang menerapkan
hukuman, tetapi ada yang tidak. Yang tidak menerapkan adanya hukuman, maka jika
ada yang tidak bisa menjawab mereka lanjut bermain lagi hingga seluruh huruf
dalam abjad habis digunakan, sedangkan yang menerapkan hukuman maka yang tidak
bisa menjawab akan dikenai hukuman setiap selesai satu huruf permainan, setelah
itu lanjut lagi dengan huruf selanjutnya sesuai dengan jari yang dikeluarkan
lagi. Permainan ini dinilai selesai seluruhnya jika dari huruf “A” sampai
dengan “Z” sudah semua mendapatkan urutan, urutan huruf yang keluar tidak harus
urut sesuai dengan abjad tetapi sesuai dengan jari yang keluar, lalu ketika ada
huruf yang mendapat urutan lagi semisal sebelumnya “I” telah digunakan lalu
saat dihitung lagi “I” keluar lagi maka huruf “I” tidak digunakan lagi dan
harus diganti dengan huruf yang lainnya.
Ada juga ditemukan kecurangan –
kecurangan yang dilakukan para pemain dalam permainan sobyong ini. Kecurangan
itu contohnya
memelesetkan nama suatu hal yang menjadi kesepakatan atau menyebutkan nama suatu
hal yang tidak sesuai dengan kesepakatan. Contohnya, ketika tiba urutan pada
huruf “A” yang harus disebutkan adalah nama kota, tetapi ada yang menyebutkan
Australia, maka pemain yang menyebutkan Australia itu dikatakan curang karena
Australia adalah nama Negara bukan sebuah kota, sedangkan sesuai kesepakatan
yang harus disebutkan adalah nama kota. Lalu mengenai pemain yang melakukan
curang tidak dikenai hukuman, dia diharuskan menjawab hingga semua telah
disebutkan, jika semua nama telah disebutkan dan pemain yang curang tadi masih
belum menjawab yang benar maka selanjutnya sesuai dengan kesepakatan para
pemain, dikenai hukuman atau tidak seperti yang saya sebutkan pada paragraf
sebelumnya, hukuman bukan karena melakukan curang tetapi karena tidak bisa menjawab.
Sehingga mengenai yang curang tidak ada hukuman bagi pemain tersebut selama dia
masih bisa menjawab setelah melakukan hal yang curang tadi. Biasanya pemain yang curang ini karena dia
kehabisan akal dan tidak bisa menjawab lagi.
Menurut beberapa anak dan remaja
yang saya temui, dalam permainan sobyong itu yang membuat permainan ini menjadi
seru adalah ketika ingin mengutarakan jawaban tetapi kesulitan, sehingga
jawaban yang telah ada didalam pikiran pemain tidak dapat terutarakan, bahkan
bisa dijawab lebih dulu oleh pemain yang lain hingga tidak ada jawaban lagi. Selain
itu yang membuat permainan ini seru, menurut informan saya adalah ketika
menekan para pemain yang lain dan memojokkan pemain yang lain serta
menghabiskan jawaban yang ada hingga pemain yang terpojokkan tersebut tidak
dapat menjawab. Yang saya temukan dalam hal ini adalah bagaimana para pemain
tersebut saling mendahului menjawab, lalu ketika jawaban sudah didahului oleh
pemain lain hingga tekanan yang dilakukan pemain lain hingga jawabannya habis
membuat permainan ini menjadi seru. Tekanan tersebut berupa desakan untuk
sesegera mungkin atau secepat mungkin menjawab, menurut saya hal ini yang
menyebabkan apa yang sudah dipikirkan tidak bisa diutarakan bahkan didahului
oleh pemain lain, karena tekanan yang dilakukan pemain lain membuat pemain yang
ditekan ini terburu – buru untuk menjawab atau bahkan tidak bisa menjawab
tentang apa yang dipikirkannya. Didalam permainan ini menurut saya juga
diajarkan untuk konsekuen, karena dalam permainan ini ditemukan aturan – aturan
untuk mengatur berlangsungnya permainan ini, ada juga yang memberlakukan
hukuman maka yang tidak bisa menjawab harus menjalani hukuman sebagai sikap
konsekuen dari mengikuti permainan ini. Permainan ini juga untuk melatih ketenangan,
karena ada tekanan dari pemain lain yang mendesak kita untuk segera menjawab
dan membuat kita terburu – buru untuk menjawab hingga pemain tidak bisa
berpikir dengan tenang. Konsekuen untuk menjalani aturan – aturan dan
ketenangan dalam berpikir ini menurut saya merupakan nilai yang diajarkan dalam
permainan ini. Dengan bermain anak diajarkan untuk konsekuen dengan aturan –
aturan yang dibuat, dan anak juga diajarkan untuk bermusyawarah yaitu dengan
menentukan hukuman, karena dalam permainan ini hukuman tidak pasti karena
hukumannya dalam setiap kelompok permainan berbeda, hukuman pun ditentukan oleh
anak – anak yang bermain sendiri dan nantinya yang menjalin hukumannya adalah
mereka sendiri sebagai konsekuensi atas yang mereka sepakati.
Anak juga diajarkan
juga untuk tenang dalam mengambil keputusan, dengan tekanan – tekanan yang
dilakukan oleh pemain lain untuk segera menjawab, maka seolah anak dilatih
untuk berpikir dan memutuskan sesuatu dengan tenang supaya benar, karena jika
terburu – buru dan salah maka anak akan mendapatkan hukuman sebagai akibat dari
salahnya memutuskan sesuatu tadi.
oleh : Nino Citra A
gambar : thinking-on-these-things.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar