Beberapa tahun yang lalu. kini rumah itu masih ada masih disamping rumahku. Berbeda. sudah terlalu lama tampaknya hingga debu-debu tebal akrab sekali dengan setiap sudut rumah itu. Berdebu? Memang. Tua? Memang.
Sudah terlalu lama kamu pergi dari sini. Aku kembali masuk ke halamannya. Mencoba kembali menyapa rumput yang biasa ikut tertawa bersama kita dulu. mereka sudah tua dan begitu pucat. Tapi memori itu masih begitu kuat. Membuat aku terbawa ke dalam beberapa waktu yang lalu. Hari itu kita masih bermain bersama. Sampai pada senja menjemput dan kamu mulai bercerita. Ceritamu membuat senja itu begitu sepi. Suara angin senja mengiri ceritamu. Hanya suaramu dan angin itu. Hari itu kita bermain terlalu lama. Hingga senja tak seperti biasanya. Dan kamu pun mulai bertanya. "Senja ini sepi ya?", itu tanyamu. "Selalu, kita tak pernah bermain hingga senja" ,balasku. "Kenapa kamu bertanya tentang senja?", tanyaku. "Nikmati senja ini saja, aku tak menyangka begitu menyenangkan ya", Begitu balasmu. tiba-tiba kau berkata, "mungkin sore besok akan seperti senja ini, sepi", aku terdiam. Senja menjadi malam dan kita pulang.
Sore berikutnya datang lagi dan seperti biasa aku ke rumah itu. Dan apa yang kulihat. Halaman itu begitu kosong. Kemana ? Oh aku ingat. Ini seperti perkataanmu di sore yang lalu. Ya sore ini seperti senja, sepi. Aku duduk diatas rumput di halaman itu. Tertunduk. Rumput itu bersama angin bernyanyi berusaha menghiburku. Tapi aku masih terlalu biru atas perkataanmu senja yang lalu. Rumput dan angin pun kini menjadi bisu. ya ternyata senja itu waktu terakhirku bersamamu. Sampai rumah itu menjadi tua kamu masih belum kembali. ya kamu telah pergi. Bersama senja dan kata-kata terakhirmu.
oleh : Nikolas Nino
Tidak ada komentar:
Posting Komentar