Selasa, 16 Agustus 2016

Meradang


Aku sedang meradang. Tidak hanya diujung saja. Tapi sedalam-dalamnya.

"Meradang", Puncak Tomia © 2014 Mas Agung Wilis Yudha Baskoro ; All Rights Reserved

Cuma Biru


Di mana-mana cuma biru. Aku akan terus berburu. Sampai waktu yang lupa aku.

"Cuma Biru", Kebumen © 2016 Mas Agung Wilis Yudha Baskoro ; All Rights Reserved

Jumat, 17 Juni 2016

Wajah Lama, Kamera Lama



Kamera lama. Wajah lama. Semua lama. Yang baru hanya perasaan-perasaan dalam kenyataan-kenyataan. Atau sebaliknya. Kamera lama. Wajah lama. Semua lama. Bersyukurlah hidup jika dapat berlama-lama. Bersama semua lama yang ternyata masih sama.

 "Wajah Lama. Kamera Lama", Yogyakarta © 2016 Mas Agung Wilis Yudha Baskoro ; All Rights Reserved

Senin, 13 Juni 2016

Buka Puasa


 Berbuka puasa adalah sebuah pertemuan, antara aku dan segala hal yang sering lupa aku syukuri. Puasa, adalah perjalanannya.

"Buka Puasa", Yogyakarta © 2016 Mas Agung Wilis Yudha Baskoro ; All Rights Reserved

Anak Tangga


"Artists use lies to tell the truth while politicians use them to cover the truth up"

"Anak Tangga", Yogyakarta © 2016 Mas Agung Wilis Yudha Baskoro ; All Rights Reserved 

Selasa, 19 April 2016

Lamunan

 Selamat menikmati hujan dan segala lamunannya 
Sebuah sementara dalam segala rasa di antara 



"Lamunan", Yogyakarta © 2015 Mas Agung Wilis Yudha Baskoro ; All Rights Reserved

Rabu, 13 April 2016

Sebelum Hilang Identitas



  "The past is a great place and I don't want to erase it or to regret it, but I don't want to be its prisoner either"


"Sebelum Hilang Identitas", Alun-Alun Kebumen, Jawa Tengah © 2016 Mas Agung Wilis Yudha Baskoro ; All Rights Reserved

Kamis, 31 Maret 2016

Love


 I don't know if we each have a destiny, or if we're all just floating around accidental like on a breeze, but I think maybe it's both. Maybe both is happening at the same time. I miss you Jretme. If there's anything you need, I won't be far away

"Dana - Chick and Soup", Yogyakarta © 2016 Mas Agung Wilis Yudha Baskoro ; All Rights Reserved

Soul


 Proses pembuatan self-portrait yang menghadirkan subjek foto dan fotografer terkadang justru memunculkan bias. Sisi sudut pandang dan cerita si fotografer dapat muncul lebih dominan, padahal self-portrait didaulat untuk bercerita lebih banyak tentang diri subjek foto. Perlu pendekatan yang pas untuk mendapatkan jarak. Melalui jarak, walau sejengkal terciptalah self-portrait yang mungkin hendak mengatakan, "dalam banyak hal setiap orang membutuhkan sekoci untuk bisa bahagia. Supaya tidak bias, supaya terus menyenangkan dan tidak rusak hati nurani".

"Nikolas Nino - Chick and Soup", Yogyakarta © 2016 Mas Agung Wilis Yudha Baskoro ; All Rights Reserved

Color


 Self-portrait sering dibuat hitam putih untuk memudahkan keluarnya "jiwa" subjek foto, namun ketika warna menjadi hal yang harus ada, kesulitan terbesar adalah mengkombinasikan keduanya antara "warna" dan "jiwa" itu sendiri agar dapat keluar bersama dalam porsi yang pas dan menghasilkan sesuatu yang tak hanya tentang gambar diri sendiri.

"Gusti Arirang - Chick and Soup" , Yogyakarta © 2016 Mas Agung Wilis Yudha Baskoro ; All Rights Reserved

 

Sabtu, 19 Maret 2016

Seduce Amuse and Entertain


A photographic portrait is a picture of someone who knows he is being photographed, and what he does with this knowledge is as much a part of the photograph as what he's wearing or how he looks -Richard Avedon

"Nada" Roaster and Bear, Yogyakarta © 2016 Mas Agung Wilis Yudha Baskoro ; All Rights Reserved 

Selasa, 23 Februari 2016

Depan Layar Kaca


Selfie tidak sama dengan self-portrait. Perbedaan keduanya terletak pada cara dan teknik fotografi itu sendiri. Self-portrait adalah sebuah cara atau teknik mengabadikan portrait diri sendiri yang lahir pada era Renaissance yang pada masa itu tentu bukanlah sebuah teknik fotografi tetapi teknik melukis. Sebuah lukisan self-portrait tidak diciptakan oleh diri sendiri melainkan dengan bantuan orang lain yang biasanya seorang professional. Selfie dapat dikatakan sebagai inovasi baru berself-portrait. Layaknya sebuah inovasi selfie menghilangkan beberapa bagian sekaligus menghadirkan bagian lainnya sebagai pembaruan dalam self-portrait. Selfie tidak menggunakan lukisan sebagai media rekam dan kebutuhan akan professional dalam proses penciptaannya. 

Sepakat dengan pendapat Farias (2015) yang mengatakan bahwa, “A self-portrait is not the same as a selfie; there is a difference in their origin. The first is a genre, born during the Renaissance, and the second, is a product of the 21st century. In the past, if a portrait were desired, people would look for an artist or a professional photographer”. Dalam menciptakan foto selfie, seseorang tidak perlu memanggil seorang fotografer professional. Proses penciptaan foto selfie jauh lebih efisien daripada proses penciptaan self-portrait sendiri. Semua orang bisa menciptakan foto selfie namun tidak dengan self portrait. Penciptaan self portrait memerlukan detail dan pendekatan personal antara subjek dengan pelukisnya. Jauh lebih komplek daripada penciptaan foto selfie yang hanya diciptakan oleh diri sendiri. Begitu juga dengan prinsip fotografi self-portrait yang kurang lebih mempunyai prinsip yang sama dengan self-portrait era Renaissance hanya berbeda di media lukisan dan fotografi. Meskipun demikian, Farías (2015) mengatakan bahwa, “a selfie it is not critical to have any artistic skills or use complicated signs and symbols”, saya tidak sepakat dengan pendapat ini karena pada kenyataannya saat ini walaupun proses penciptaannya dapat dikatakan sangat sederhana namun bukan berarti selfie tidak dapat menjadi sebuah karya seni yang artistic dan dibicarakan secara serius.

Lalu perbedaan yang lain terletak pada konteks di mana keduanya berada setelah diciptakan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa self-portrait diciptakan dalam bentuk material atau fisik. Sementara selfie diciptakan sebagai sebuah file atau data tidak untuk dicetak atau dijadikan material fisik. Selfie diciptakan untuk diunggah ke media sosial dibicarakan dalam jaringan media baru (new media).

Selain itu self-portrait dan selfie juga mempunyai komposisi yang berbeda. Self-portrait sebagai sebuah penggambaran akan diri sendiri dapat berbicara lebih banyak karena diciptakan melalui mata orang lain untuk menghadirkan identitas, cerita atau gambaran yang sebenarnya dari subjek yang dilukis atau difoto. Berbeda dengan selfie yang secara komposisi hanya memungkinkan untuk dilihat sejarak panjangan lengan, posisi wajah, spontanitas, dan permainan ekspresi. Foto selfie hanya memperlihatkan bagian-bagian terbaik dari seseorang.



"Depan Layar Kaca", Pasar Triwindu, Solo © 2016 Mas Agung Wilis Yudha Baskoro ; All Rights Reserved

Selasa, 09 Februari 2016

Self-Portrait




 Menciptakan sebuah #selfportrait dalam fotografi masih menggunakan prinsip penciptaan selfportrait via lukisan yg muncul pertama kali pada era renaissance dulu yaitu menggunakan jasa dan kemampuan orang lain biasanya profesional yang secara singkat telah melakukan pendekatan personal untuk mengetahui keunggulan bahasa dan fitur-fitur tubuh subjek minimal agar diketahui harus seperti apakah selfportrait terbaik yang akan diciptakan.

"The Selfportrait", Yogyakarta © 2016 Mas Agung Wilis Yudha Baskoro ; All Rights Reserved

Sabtu, 06 Februari 2016

Balance



Ikarahma Dewi adalah seorang make up artist yang sedang bergerak menanjak ke atas. Simple dan natural adalah filosofinya. Mengapa? Karena wajah adalah sudah sebuah karya indah, make up artist hanya sarana untuk memberitahu mata di mana letak-letak indah yang sudah indah tadi, wajah bukan kanvas lukis atau buku gambar.
 

"The Light and The Dark", Yogyakarta © 2016 Mas Agung Wilis Yudha Baskoro ; All Rights Reserved

Jumat, 29 Januari 2016

Dalam Dendam Berbalut Biru

Sementara adalah sebuah tetap
Jika rasa melebur menghilang dalam 
Pergantian detik yang tak satu kedipun bisa menangkap
Aku pernah menemukan sekaligus kehilangan dalam 
Kebebasan yang diam-diam menjadi perangkap

Pernah ada hidup yang terlalu bahagia
Lalu mendadak kau bunuh aku hidup-hidup
 Hingga warna pelangi tampak begitu kelabu
Sebelum darahku berhenti dan membeku
 
Aku cuma menjadi seorang di antara
 Antara tiada dan pergi
Tanpa pernah benar-benar ada

Tentang dirimu dan sebuah ketetapan 
 Hanya sebuah mimpi yang aku idamkan sendiri
Sebenarnya aku tak pernah menemukanmu, begitu juga kamu

Aku sangat membencimu
Dalam dendam berbalut biru