Senin, 28 Mei 2012

Kaos The Beatles Sebagai Percobaan Awal


Akhirnya satu bisnis telah terlaksana. Semoga terus berlanjut dan semakin menghasilkan.

Kamis, 24 Mei 2012

Ketika Ngapak Melebur - You Are What You Say


Contoh Asimilasi Budaya - Adaptasi Kultural Bahasa

Ngobrol adalah hal yang tidak bisa dihindari di kehidupan sehari-hari. Semua orang yang terlahir dan pernah hidup di dunia tanpa kecuali pasti pernah ngobrol atau bercakap-cakap dengan sesamanya. Berhubung ngobrol ini terjadi pada siapa saja maka dari itu kedua teman saya ini juga tidak bisa lepas dari ngobrol. 

Ngobrol itu akan terasa nyaman jika interaktif dan komunikatif. Interaktif jika ngobrol atau komunikasi dua arah atau lebih ini dilakukan dengan sangat baik dan masing-masing lawan bicara mendapat umpan balik. Sementara itu komunikatif jika ngobrol ini dilakukan dengan bahasa yang mudah dimengerti baik bahasa ibu (Bahasa Indonesia) atau bahasa daerah lokal. Jika salah satu dari dua hal tersebut tidak dipenuhi biasanya akan terjadi miss komunikasi atau salah pengertian dalam ngobrol tersebut. 

Miss komunikasi ini sering terjadi pada kedua teman saya yang berasal dari Kebumen ini. Sudah bukan hal baru lagi bahwa orang Kebumen dan bahasa ngapak-nya adalah suatu yang sangat melekat dan tidak bisa dipisahkan. Penutur asli bahasa ngapak atau banyumasan ini sering diejek, dihina dan tidak sedikit yang disampingkan/dikucilkan dari pergaulan jika sedang ngobrol dengan orang-orang yang dari luar kota Kebumen, seperti Yogyakarta, Jakarta dan Semarang. Oleh karena itu mereka mempunyai cara yang menurut mereka efektif untuk bisa tetap eksis dalam pergaulan mereka yaitu adaptasi kultural dalam bahasa mereka atau dengan kata lain asimilasi bahasa.

Contohnya M, teman saya dari Kebumen yang sekarang berkuliah di Yogyakarta. Dia pernah terjerat kasus pertengkaran gara-gara diejek ngapak dan Kebumen-nya. Bagi seorang penutur ngapak asli seperti M, beradaptasi dengan bahasa Jawa Jogja terasa sangat sulit. “Maning dadi meneh, inyong dadi aku, kiye dadi kuwi atau iku”, kata M ketika curhat masalah adaptasi kulturalnya ini. Beda orang beda masalah. Serupa tapi tak sama. A, teman saya asli Kebumen yang hijrah ke Jakarta juga mempunyai masalah dengan kengapakannya. Teman-temannya di ibukota merasa ilfeel (ilang feelling = kehilangan simpati) ketika berkenalan dan tahu bahwa bahasanya agak-agak aneh. Cengkok-cengkok tertentu dalam bahasa ngapak memang agak susah disamarkan. Mengetahui hal ini A juga melakukan asimilasi budaya, adaptasi kultural bahasa seperti yang dilakukan M. Bahasa ngapak yang awalnya menjadi bahasa sehari-harinya mau tidak mau mulai dipudarkan dan diganti dengan Bahasa Indonesia campur bahasa gaul Jakarta. “Ya ora nganggo Lu Gue. Aku Kamu wae cukup sing penting ora keton ngapake”, kata A. “Tapi walau ngono tetep wae aku ora ulih lali karo Kebumen lan ngapake Yud”. Tambahnya dalam percakapannya dengan saya ketika menikmati kopi hangat di Kebumen.


Daftar Pustaka

Poerwanto, Hari Prof (2006). Hand Out – Dinamika Hubungan Hubungan Antar Suku-Bangsa. Yogyakarta

Wattie, A.M., Mundayat, A.A., Triratnawati, A., Poerwanto, H., Ahimsa-Putra, H.S., Laksono, P.M., Simatupang, L.L., Mulyadi., Kasniyah, N., Kutanegara, P.M., Semedi, P., Setiadi., Sairin, S., Gandarsih, T (2006). Esei-Esei Antropologi – Teori, Metodelogi dan Etnografi. Yogyakarta : Kepel Press.

Saifudin, Achmad Fedyani. 2011. Catatan Reflektif : Antropologi Sosial Budaya. Institut Antropologi Indonesia : Jakarta


Senin, 21 Mei 2012

Asilia is being Asilia

Malam-malam pinjam jepitan baju buat pameran foto kampus. Dan pesan rahasia muncul dengan liar di wadah jepitan itu.




PhotobucketPhotobucket


Setelah membaca catatan itu saya berjanji akan mengembalikan semua jepitannya dengan utuh Photobucket

Sabtu, 19 Mei 2012

Mengenang Meresapi Lebih Dekat

Sadarkah kalian semua wahai generasi 92,93,94 bahwa film anak-anak yang dibintangi Sherina Munaf diam-diam menjadi film layar lebar Indonesia terbaik pertama yang pernah kita lihat dulu (setidaknya itulah yang saya rasakan sebagai anak kecil). Film yang berjudul Petualangan Sherina ini berbeda dengan power rangers, dragon ball atau baja hitam rx yang sedikit banyak memberi pelajaran bahwa 'selesaikanlah masalah dengan keroyokan'. Walaupun pada dasarnya 'pengeroyokan' dalam film-film tersebut mempunyai maksud sama-sama mengajarkan persahabatan. Tetapi film yang muncul pertama kali di layar lebar pada tahun 2001 ini lebih banyak mengajarkan dan memberikan pesan-pesan yang baik. Sangat baik. Dan inspiratif yang mudah dicerna oleh anak kecil yang polos. Sangat polos.

Selain lewat adegan dan dialog antar tokoh. Pesan-pesan pada film tersebut juga disampaikan lewat lagu. Cara yang Elfa Secioria dan Mira Lesmana lakukan selaku produser musikal pada film ini saya nilai sangat baik karena terbukti tidak sedikit anak-anak dari generasi saya (yang tentunya sekarang sudah tua) yang masih mengingat judul lagu, lirik atau minimal nada dari lagu-lagu yang dibawakan Sherina pada film Petualangan Sherina ini.

Rasanya seperti menemukan harta karun Davy Jones! Ternyata kaset dan VCD Petualangan Sherina milik saya masih ada di kotak kumpulan VCD masa kecil berkumpul bersama VCD Trio Legendaris masa kecil. Trio Kwek-Kwek. Pada era itu dong dan ngeh, syukur-syukur apal lagu mereka, mempunyai kaset dan VCD mereka merupakan tolak ukur kegaulan dan simbol eksistensi di jagad dunia anak-anak satu SD.

Jagad dunia masa kecil tetaplah jagad yang paling menyenangkan. Kita bagaikan hidup di dunia tanpa dosa. Bersahabat dengan siapa saja tanpa rasa prasangka. Tanpa stereotipe. Tanpa curiga. Persabahatan dilukiskan cantik pada lantunan lagu Persahabatan yang dinyanyikan Sherina pada salah satu adegannya. 


Setiap manusia di dunia

Pasti punya kesalahan
Tapi hanya yang pemberani
Yang mau mengakui

Setiap manusia di dunia
Pasti pernah sakit hati
Hanya yang berjiwa satria
Yang mau memaafkan

Betapa bahagianya
Punya banyak teman
Betapa senangnya

Betapa bahagianya
Dapat saling menyayangi

Mensyukuri karunia-Nya


Lagu yang ceria. Lagu yang mudah diingat 'isi' nya. Indonesia butuh lagu-lagu seperti ini. Semua orang bisa mengganti apa saja yang ada dan terjadi dalam hidupnya. Dari sempak, rumah, mobil, baju, kebiasaan, kekasih dll. Tapi lagu ini berpesan bahwa ada satu di kehidupan manusia yang susah bahkan mustahil untuk diganti yaitu teman. Sesuai akronim dari teman yang menurut saya Tentrem lan gawe nyaMan.

Pesan tidak terhenti sampai di situ. Lihatlah Lebih Dekat, salah satu lagu yang menjadi OST andalan di film Petulangan Sherina yang menurut saya adalah lagu yang berisi syair kepahlawanan. Lagu ini cocok dijadikan lagu selamat pagi di sekolah-sekolah, instansi-instansi supaya kita sadar kanan-kiri. Bahkan di gedung pemerintahan sana saya kira perlu, supaya yang jadi wakil tidak hanya memikirkan Jawa dan Jakarta sebagai Indonesia. 


Pergilah sedih
Pergilah resah
Jauhkanlah aku dari
Salah prasangka 
Pergilah gundah
Jauhkan resah
Lihat segalanya lebih dekat
Dan aku bisa menilai lebih bijaksana (Dan kau bisa menilai lebih bijaksana)

Mengapa bintang bersinar
Mengapa air mengalir
Mengapa dunia berputar
Lihat segalanya lebih dekat
Dan aku akan mengerti (Dan kau akan mengerti)

Minggu, 06 Mei 2012

Pokemon Gotta Catch 'em' All!!


Epic song is epic!! 

Tiada yang lebih menyenangkan pada suatu hari di saat kita kecil, kita melihat Ash memutar topinya dan berteriak, "Charizard, aku pilih kamuuuu!!"