| Alkisah dahulu kala di Semarang ada seorang perempuan bernama Engtay yang ingin pergi sekolah ke Yogyakarta |
| Tetapi kedua orang tua Engtay tidak mengizinkannya untuk pergi ke Yogyakarta karena perempuan masih dianggap lemah |
| Engtay menyamar sebagai Kapten untuk memaksa orang tuanya menyekolahkannya ke Yogyakarta |
| Desas-desus kurang mengenakkanpun terdengar di mulut bujang-bujang Engtay |
| Engtay memaksa kembali orang tuanya |
| Akhirnya orang tua Engtay mengizinkannya untuk sekolah di Yogyakarta walau dengan berat hati |
| Di Yogyakarta Engtay bertemu dengan Sampek, seorang pemuda tampan dari Magelang yang sama-sama datang untuk menuntut ilmu |
| Di lain pihak orang tua Engtay dipaksa untuk melakukan perjodohan |
| Engtay menyatakan cintanya. Namun ia mendapat perintah dari orang tuanya untuk kembali. Engtay memberikan pesan kepada Sampek untuk menyusulnya dengan isyarat. |
| Engtay pulang dan menunggu Sampek yang sampai pada hari yang ditentukan tak kunjung datang. |
| Engtay sedih mengetahui bahwa dirinya akan dijodohkan |
| Rencana perjodohan semakin matang dan tak terbatalkan |
| Engtay menangis dan merintih di depan kuburan Sampek |
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar