Permainan Hompimpa
Salah satu permainan sederhana yang sering kita lakukan sebelum memulai permainan atau menentukan giliran permainan adalah hompimpa. Di Kebumen tepatnya di perumahan Tamanwinangun Indah, daerah di mana saya tinggal, hompimpa ternyata masih populer dan sering dilakukan oleh anak-anak kecil terlepas dari generasi saya. Tidak mudah untuk bisa melihat mereka bermain atau secara langsung datang dan berada di dekat mereka. Karena saya khawatir kedatangan saya bisa-bisa malah mengganggu keasyikan mereka bermain dan mereka menjadi canggung untuk bermain. Saya berada di dalam rumah, melihat dan mendengarkan mereka (6 orang anak kecil dan mereka adalah anak-anak tetangga saya). Hompimpa digunakan oleh anak-anak untuk menentukan giliran dalam sebuah permainan (biasanya petak-umpet atau bola dalam menentukan lawan dan kawan). Sewaktu bermain petak umpet misalnya, anak yang kalah hompimpa mendapat giliran sebagai penjaga pos.
Hompimpa adalah sebuah permainan
verbal yang biasanya dilagukan, jarang sekali saya melihat hompimpa yang tidak
dilagukan. Fungsi dari hompimpa adalah untuk menentukan siapa yang menang dan
kalah dengan menggunakan dua sisi telapak tangan, bagian atas dan bawah.
Hompimpa dilakukan oleh minimal tiga orang peserta secara bersama-sama, peserta
mengucapkan kata hom-pim-pa
(biasanya juga ada kata (lirik) tambahan yaitu ‘alaium gambreng!’. Ketika
mengucapkan suku kata terakhir entah itu ‘pa’ atau ‘breng’, masing-masing
peserta memperlihatkan salah satu telapak tangan dengan bagian dalam telapak
tangan menghadap ke bawah atau ke atas.
Di daerah saya
ini, hompimpa yang dimainkan adalah hompimpa dengan lirik ‘hompimpa alaium
gambreng, Kasimun pake baju rombeng’, Kasimun yang disebutkan tadi adalah
seorang laki-laki yang sedikit ‘kurang waras’ dan sering berada disekitar
komplek perumahan. Ternyata Kasimun masih terkenal dekat dengan anak-anak
karena pada saat saya kecil memang Kasimun sering ikut bermain bola bersama
saya dan teman-teman saya. Pemenang
hompimpa adalah peserta yang memperlihatkan telapak tangan yang berbeda dari
para peserta lainnya. Tetapi semua tergantung kesepakatan para pemainnya. Ada
kalanya yang berbeda adalah yang kalah. Ketika peserta lainnya sudah menang,
peserta yang kalah ditentukan oleh dua peserta yang tersisa dengan melakukan
suit/sut/suwit.
Sementara itu, (sut) atau
populer sebagai suit
(suwit)
dan pingsut
adalah cara mengundi untuk dua orang dengan cara mengadu jari untuk menentukan
siapa yang menang.
Jari yang
dipergunakan dalam sut adalah ibu jari, jari telunjuk dan jari kelingking yang
masing-masing diumpamakan sebagai gajah, manusia dan semut. Dua orang yang
ber-suwit secara serentak mengacungkan jari yang dipilihnya. Hasil seri terjadi
bila kedua belah pihak yang bersuwit mengacungkan jari yang berkekuatan sama,
misalnya: kelingking melawan kelingking. Bila terjadi seri, suwit diulang
hingga ada pihak yang menang.
Jari yang menjadi pemenang suwit:
* Ibu jari versus
telunjuk: pemenang adalah ibu jari.
* Telunjuk versus
kelingking: pemenang adalah telunjuk.
* Kelingking
versus ibu jari: pemenang adalah kelingking.
Suwit bisa dilakukan sekali untuk
menentukan pemenangnya atau tiga kali dengan syarat 2x kemenangan.
Suwit yang
dilakukan pun bermacam-macam jenisnya, suwit yang disebutkan di atas adalah
suwit ‘jawa’ yang juga secara kebetulan dimainkan oleh keenam anak di perumahan
saya itu. Ada jenis suwit lain yaitu suwit Jepang. Berbeda dengan suwit jawa,
suwit jepang menggunakan aturan gunting, batu dan kertas. Formasi jari dibentuk
sesuai dengan gunting, batu dan kertas tersebut. Dan Aturan menentukan pemenang
sama seperti suwit jawa.
Hompimpa dalam Makna
Hom bisa berarti dari Tuhan kembali kepada Tuhan (usut punya usut dari bahasa cina). Ada yang bilang artinya adalah Semoga Tuhan menjaga kita semua. Jadi. Semua makhluk berasal dari Tuhan dan pasti akan kembali kepada Tuhan, tidak ada yang abadi jadi hendaknya kita minta perlindungan kepadaNya. Kata ‘alaium gambreng’ diartikan 'mari kita bermain' dan juga sebagai kata yang digunakan untuk menyentak kita agar sadar akan hal (hom) tersebut. Jadi jika diartikan bisa menjadi "Dari Tuhan kembali kepada Tuhan, mari kita bermain!' atau 'Semoga Tuhan menjaga kita semua, mari kita bermain!'
Dan salah satu hal unik yang bisa kita dapat
dari hompimpa atau dengan kata lain fungsi laten hompimpa adalah dalam
penanaman budaya demokrasi bangsa kita yang secara tidak sadar telah ada sejak
kecil bahkan lebih memiliki nilai-nilai luhur dan dijamin sangat jujur, bersih,
efisien dan aman. Permainan identik dengan anak-anak dan anak-anak selalu
dikaitkan dengan imajinasi. Oleh karena itu tidak ada salahnya kita
berimajinasi andai saja dengan “Hompimpa” wakil rakyat dipilih maka pemerintah pusat
maupun daerah tidak perlu mengeluarkan banyak anggaran untuk memilih para wakil
rakyat, pilpres, dan pilkada. Dengan “Hompipa” juga kita bisa menghapuskan
pandangan rakyat tentang pemilihan wakil rakyat sekarang adalah perjudian yang
dilegalkan. Selain itu dengan hompimpa tidak perlu terjadi pengerahan massa
yang berpotensi rusuh dan anarkis. Aparat keamanan bisa berjaga dengan santai
dan tenang. Dengan “Hompimpa” juga akan mengurangi terjadinya suap-menyuap,
barang siapa melakukan suap tentu akan lebih mudah terlihat. Dan mengenai
masalah hasil? dijamin kualitas wakil rakyat minimal setara mereka yang
dihasilkan oleh pemilu biasa.
hompimpa itu dari bahasa mana ya?
BalasHapus